Pascasarjana IAIN Jember Luluskan 34 Magister
Dalam proses menimba ilmu, rasanya tidak ada momen paling bahagia kecuali wisuda di perguruan tinggi. Kebahagiaan itu tampak di rona-rona wajah ratusan wisudawan dan keluarganya yang memenuhi Gedung Kuliah Terpadu IAIN Jember pada Sabtu (6/5) lalu. Di antara mereka terdapat 34 wisudawan yang berhasil meraih gelar magister pada Pascasarjana IAIN Jember.
Peraih IPK tertinggi dalam wisuda ke-10 ini adalah Hikmatul Hasanah dari Prodi Ekonomi Syariah dengan IPK 3,88. Sementara itu, tesis terbaik digondol oleh Rofiq Hidayat dari Prodi Manajemen Pendidikan Islam yang berjudul “Instructional Management of Islamic Education Based on the 2013 Curriculum for Adiwiyata Program in SMA 5 Jember Academic Year 2014/2015”.
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Jember, Prof Dr H Babun Suharto SE MM, mengingatkan kepada wisudawan bahwa mereka kini sudah berubah menjadi manusia terdidik dengan gelar sarjana atau magister. Data BPS tahun 2016 menyebutkan, hanya 17,9 persen penduduk Indonesia yang mampu menyelesaikan pendidikan tinggi. “Artinya, terhitung mulai hari ini, Anda semua para wisudawan-wisudawati sudah masuk ke dalam kelompok 17,9 persen itu,” tegasnya.
Prof Babun juga menyampaikan bahwa salah satu syarat menjadikan kampus ini besar adalah kuatnya sinergi antara kampus dan para alumninya. Hubungan antara kampus dengan alumni tidak sama dengan hubungan antara penumpang dan angkutan taksi. “Kalau kita naik taksi, setelah sampai di tempat tujuan, tinggal bayar lalu ucapkan terima kasih. Setelah itu, kita mungkin tidak berjumpa lagi,” ujar alumnus Unair ini.
Menurut Ketua LPTNU Jawa Timur ini, hubungan kampus dengan alumni sama dengan hubungan setiap orang dengan kampung halamannya. Tidak ada seorang pun yang melupakan kampung halamannya. Semuanya rindu dengan kampung halaman. Jarak ribuan kilo atau bahkan antar negara, tidak menghalangi kita untuk pulang ke kampung halaman. Sebab, ada ikatan batin yang sangat emosional antara kita dengan kampung halaman. “Raga boleh terpisah oleh ruang dan watu, tapi jiwa senantiasa menyatu,” katanya.
Profesor pertama di IAIN Jember ini juga memohon dukungan dan doa agar IAIN segera berubah menjadi UIN. Menurutnya, alih status dari IAIN ke UIN merupakan upaya kita bersama. “Saya sengaja menggunakan ‘kita’, karena upaya ini bukan upaya saya, bukan upaya kami, bukan upaya anda, juga bukan upaya mereka, tapi upaya kita semua. Kalau bukan kita yang memperjuangkan perubahan IAIN menjadi UIN, lalu siapa lagi. Kalau bukan saat ini perjuangan itu dilakukan sekuat tenaga, lalu kapan lagi,” katanya dengan semangat, yang diiringi tepuk tangan hadirin.
Ditemui setelah acara, Direktur Pascasarjana IAIN Jember, Prof Dr H Miftah Arifin MAg, mengatakan bahwa mahasiswa pascasarjana mampu menyelesaikan studinya tepat waktu. “Hampir semua yang wisuda hari ini lulus dengan masa studi dua tahun. Kami memang selalu mendorong mahasiswa agar segera menyelesaikan studi. Tujuannya bukan hanya efisiensi waktu dan biaya bagi mereka, tetapi juga agar mereka segera mengaplikasikan keahliannya sesuai bidangnya masing-masing,” ungkapnya.
Pihaknya berharap agar magister lulusan Pascasarjana IAIN Jember menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja serta mengembangkan diri menjadi profesional yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur Islam nusantara. “Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Rektor tadi bahwa para sarjana dan magister baru IAIN Jember diharapkan mampu menjadi seorang intelek-profesional yang ulama atau ulama yang intelek-profesional,” pungkasnya.(ZA)
